Kota Berketahanan Iklim
yang Inklusif

Select your language

CRIC akan membantu pengembangan perangkat sistem peringatan dini banjir di Kota Bandar Lampung dan Pangkalpinang, untuk menyiapkan kesiapsiagaan kota dan kapasitas adaptasi terhadap perubahan iklim. CRIC berbincang dengan pakar pengembangan sistem peringatan dini (Early Warning System) Profesor Yousef Diab dari Universitas Gustave Eiffel, mitra CRIC di Eropa. Berikut petikan wawancara singkat yang dilakukan secara virtual dengan Profesor Yousef Diab.

 

Web 2 youssef 

Silakan memperkenalkan diri Anda dan menjelaskan latar belakang keahlian Anda.

Nama saya Youssef Diab, Profesor di Universitas Gustave Eiffel yang berbasis di Paris, Perancis. Kampus saya mendedikasikan diri untuk kajian-kajian perkotaan, pengelolaan kota dan pengambilan keputusan untuk pemerintah daerah. Saya juga meneliti dan mengajar perencanaan dan pembangunan perkotaan, khususnya di bidang teknik, baik yang terkait energi, pengelolaan sampah padat, transportasi dan jaringan air. Spesialisasi saya adalah ketahanan sebagai pendekatan holistik untuk mencapai keberlanjutan.

 

Anda bertanggung jawab untuk turut mengembangkan perangkat Sistem Peringatan Dini banjir melalui Proyek CRIC. Bisakah Anda menjelaskan pendekatan yang Anda lakukan untuk mengembangkan perangkat ini?

Pertama-tama saya ingin menggarisbawahi tentang dua komponen penting dari sistem, yakni komponen teknis dan sosial. Jadi, metodologi yang kami gunakan juga mengacu pada dua hal ini. Secara teknis yakni perangkat keras dan lunak. Secara sosial, kami harus memastikan target pengembangan sistem ini, bagaimana membangun relasi dan melibatkan berbagai pemangku kepentingan dalam rantai informasi sistem peringatan dini dan pengembangan sistem secara keseluruhan.

Bagaimana pendekatan yang Anda jelaskan dapat diimplementasikan dalam pengembangan Sistem Peringatan Dini di kota percontohan CRIC, misalnya Bandar Lampung atau Pangkalpinang?

Hasil kajian yang ada menunjukkan kerentanan Bandar Lampung terhadap banjir yang merupakan bencana iklim paling utama di kota. Kita membutuhkan pendekatan sistemik untuk mengatasi hal ini, yang menautkan intervensi di bagian hulu hingga hilir. Kota membutuhkan peringatan dini di bagian hulu agar warga yang berpotensi terdampak banjir di kawasan perkotaan dapat mengantisipasi hal ini. Secara teknis, misalnya kita memiliki alat pengukur ketinggian air sungai di bagian hulu yang sudah dikembangkan perguruan tinggi setempat. Lalu, secara sosial kita perlu melihat konteks lokal di mana sistem peringatan dini ini akan dikembangkan, misalnya bagaimana peran dan kolaborasi berbagai pihak. Keberadaan sistem peringatan dini di bagian hulu diperlukan untuk memberikan informasi teknis tentang level bahaya. Tapi sejalan ini, kita perlu memastikan bagaimana informasi ini dapat diterima sehingga semua pemangku kepentingan dapat melakukan aksi yang tepat sebelum, saat dan sesudah banjir.

Saya juga ingin menekankan pentingnya agar sistem peringatan dini ini beririsan dengan sistem-sistem dan infrastruktur perkotaan, seperti sistem transportasi dan jaringan pembuangan air limbah.

Apa prasyarat penting yang Anda butuhkan dalam mengembangkan perangkat sistem peringatan dini di kota percontohan CRIC?

Kami membutuhkan informasi dan data tentang kota dan performa sistem yang ada di kota tersebut. Ketersediaan data akan membantu kami melakukan kajian kualitatif dan kuantitatif agar proposal perangkat yang kami ajukan bisa operasional.

Menurut Anda, bagaimana caranya kita memastikan bahwa perangkat sistem peralatan dini yang dikembangkan dapat diadopsi secara berkelanjutan?

Yang utama adalah pelibatan kelompok masyarakat. Pengembangan sistem peringatan dini harus melibatkan masyarakat dan seluruh pemangku kepentingan. Yang juga penting adalah menetapkan pemangku kepentingan yang bertanggung jawab terhadap strategi ketahanan iklim dan/atau operator sistem peringatan dini. Yang ketiga terkait teknis, yakni menentukan apakah sistem peringatan dini yang dikembangkan akan berbasis aplikasi GIS (pemetaan digital berbasis internet) atau lainnya. Hal ini perlu mempertimbangkan juga praktik-praktik yang telah ada di kota tersebut.

CRIC
Kerjasama unik antara kota, pejabat, organisasi masyarakat sipil, dan akademisi menuju kota yang tangguh dan inklusif.

Didanai oleh UE

CRIC
Proyek ini didanai oleh Uni Eropa

Kontak

Hizbullah Arief
hizbullah.arief@uclg-aspac.org

Pascaline Gaborit 
pascaline@pilot4dev.com